Laman

Rabu, 23 September 2015

Elang dari Joplin



 
Pikiranku merekamnya
Selepas langit barat daya Missouri menggelap
Alicia mendekapku lekat-lekat
“Aku takut,” katanya
Lalu kuyakini diri ini berani

Rumah-rumah tiba-tiba terbang
Pepohonan tercerabut melayang
Orang-orang tunggang langgang
Alicia menjerit, “Aku tak mau mati, Nick.”
Orang-orang pula memekik, “Ampuni aku, Tuhan!”

Angin mengaum seperti haus memangsa
Berputar, menggulung-gulung, bergemuruh, bergetar, menjelanak hingga dasar
Lutut terasa lemas begitu saja
Ingin lunglai bersimpuh, tapi Alicia merintih
Dan itu cukup membuatku tetap berdiri meski tertatih

Kukira hidup ini hanya seperti alegori sempurna
Tapi ternyata, ironi melancut pula di dalamnya
Aku tak takut kematian, pikirku kala itu
Tapi kini aku memahami dalam sanubari
Ketakutan sebenarnya adalah kenyataan berpisah dengan Alicia

Kini aku telah menjadi elang
Namun hanya serupa bayang-bayang
Pula mata tak tajam, walau mengernyit, kendati menyipit
Untuk melacak ruam kenangan dari ketinggian
Dan berharap menemukannya dalam kehidupan

Detik-detik itu begitu jelas
Saat ia terlepas dari rengkuhanku
Alicia memejam, lantas terempas ke daratan
Sedang aku jauh mengangkasa
Menjadi elang yang terbang setinggi-tingginya

Terinspirasi dari: Tragedi Tornado Joplin Missouri 2011

4 komentar:

  1. YAAAA!!! this is your best poem so far! Anda sudah sangat semakin jauh di depan, tak hanya cerpen, tapi puisi juga *melipirperlahan*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah, Serli terlalu memuji berlebihan >.<

      Hapus
    2. IYAAAA *gasante* dari beberapa puisi yang pernah kubaca, bahkan puisi yang keroyokan kemarin. Aku tetap pada puisi ini!

      Hapus