Laman

Senin, 13 Desember 2010

Bait Lantunan Alam

Terdiri dari sebuah kisah tanpa bendungan
Samar dalam langit tegar atas lintasan
Garis hijau menguning dalam daun rerumputan
Kemercik air berserakan dalam gurauan

Segera bukalah pintu rajaku Yang Maha Kuasa
Kan terdengar suara merdu sebagai pembangun
Dalam lafal ayat yang menuntun kedamaian
Isakkan haru hati dalam linangan

Selamat pagi duniaku
Telah terbangun seorang diri dan menatap jauh
Membuka kertas putih hari ini
Telantun bait alam dalam kuasa Allah azza wa jalla

Kamis, 09 Desember 2010

Butir Keberuntungan

Aku memang setetes manusia yang lemah
Dari luasnya tetesan manusia di dunia ini
Aku cuma bisa merenung seketika
Pada hujan tanpa tanda biasa

Aku sangat kagum dengan Sang Pencipta
Dia sangat sanggup membagi rata
Dalam jumlah gelombang yang tak sama
Setiap tetes yang berungkapkan senyuman

Aku sadar bumi itu bundar
Terkadang aku berada di atas, atau jua di bawah
Dan ketika ini aku memang berada di bawah
Dan suatu saat aku yakin berada di atas

Rabu, 08 Desember 2010

Ketika Langit Bisa Berkata

Sejak pagi kulihat sebuah awan
Entah kenapa aku terpaku pada satu tujuan
Aku temukan arti hidupku dalam sebuah jawaban
Ketika langit bisa berkata

Sembari aku duduk aku sedikit termenung
Untuk apa aku hidup
Untuk apa aku ada
Ketika Langit bisa berkata

Aku terlahir dari sebuah angan
Aku tercipta dari sebuah harapan
Aku terjadi karena kemauan
Aku juga ada tak lain dari kekuasaan Tuhan

Jika langit bisa bertanya
Siapa gerangan dirimu?
Aku akan menjawab dengan lantang
Aku adalah seorang anak Adam
Dengan sebuah maksut dan tujuan

Jika Langit bisa bertanya
Siapkah kau menjadi dewasa?
Sekali lagipun aku menjawab
Tiada orang lain kecuali ibu dan ayah tercinta
Dengan sebuah api yang menyala-nyala
Dan menjadikan api itu jalan kebahagiaan

Langitpun menambahkan
Dalam doanya yang terkabulkan
Kau akan terus ada, pada semangat yang membara
Karena kau adalah ...
Harapan dan Masa Depan

Rekayasa Cinta

Melihat atap dengan sebuah bintang
Mendengar seruan malam yang kerlap cemerlang
Bersuara bagai roda yang terus melanglang
Jari jemari kukuh menjulang

Laksana cinta menjadi api
Takkan padam karena cemeti
Cambuk menari di atas hati
Bagai kencana roman sejati

Kini duri ada di ambang celah
Semuanya bagai teras terbelah
Juntai demi untai kian mematah
Hati tinggalkan masa lalu yang indah

Deru, derap, degap, dan dekap
Suka, duka, cita, dan bahagia
Ironis, nyaris,kritis, dan logis
Antara cerita, cinta, dan rekayasa
Semua berjalan atas kodrat-Nya

Lambaian dalam ingatan

Kemelut untai dalam sejarah
Mengelamkan bait dalam senja
Terpaku mata berangan papa
Hanya jiwa dalam diri yang berada

Rasakan tiada hari tanpa tertawa
Penat dalam kalbu menjadi kosong
Dan lihatlah kini ia tersenyum bahagia
Dalam lahat tak bertahta

Hatinya kembali terguling
Ketika dia tak dihirau dalam juangnya
Hanya melambai pasti dalam kehampaan
Terbaring bawah batu tak tertata
Dan hanya aku diatasnya
Menabur bunga dan air mata

Maaf

Maafkan aku jika aku pernah salah kepadamu
Maafkan aku jika sikapku tak seperti apa yang kau mau
Maafkan aku jika semua ini tak sama dengan apa yang kau harapkan
Dan maafkan aku ketika semua ini telah berlalu

Hanya segenggam maaf yang bisa aku katakan
Hanya juga sebentang penyesalan yang kudapatkan
Hanya juga berlapis-lapis perasaan bersalah yang aku pikirkan
Dan hanya juga sejuta harapan untuk mendengar kata maaf darimu

Kamis, 02 Desember 2010

Itik di Seberang

Hai sayang ...
Coba kau lihat itik di seberang
Dia sangat manis, berbulu coklat kehijauan
Yang beranjak dewasa, berenang bersama tawa induknya

Hai sayang ...
Coba lihat itik yang kehijauan
Mau kemana dia?
Dia mendekati itik merah muda,
Memang cantik dan berdua pergi entah kemana
Tinggalkan sesuatu yang menyayanginya

Hai sayang ...
Tak terasa sudah 5 bulan
Lihatlah itik di seberang
Ternyata mereka berkumpul kembali
Tapi ... tapi kenapa si itik kehijauan menitikkan air mata?
Dia meratapi induknya, yang tak lagi dapat melihat indahnya dunia

Hai sayang ...
Coba amati, kenapa si itik menjerit?
Itik belum minta ampunan
Pada induk yang tiada berkawan
Dia teriakkan sesuatu,
"Wahai semua makhluk, Jika Kau belum pernah memeluk ibumu
Maka peluklah beliau sekarang juga,
sebelum kau tak akan bisa lagi memeluknya untuk selamanya"

Hai sayang ...
Tak terharukah kau dengan semua itu?
Aku pasti akan sangat malu
Jika semuanya terjadi padaku

Skenario Hidup

Sesuatu bermula ketika aku membuka mata
Aku linglung dalam pandangan kosong
Aku cuma ingin mencari tahu
Dimana diriku berada

Lambat laun diriku mulai membutuhkan warna
Semenjak aku bisa berdiri mengenal senja
Hingga paham apa arti dari sebuah renungan malam
Tanpa hiasan sang putri, raja dan para pujangganya

Hidup itu bagai roman belaka
Semua telah terkarang dalam skenario-Nya
Insan terkadang tawa, tapi juga titikkan air mata
Semua berlalu sesuai judul di dalamnya

Memang sering tak ku sadar, aku melenceng dalam alurnya
Aku kadang beralur mundur, tapi aku harus maju ... harus maju ...
Karena aku tahu Sang Penulis terus mengawasiku
Pada Point of View orang pertama yang serba tahu

Sebenarnya apa yang perlu aku ketahui?
Aku yakin hidup tak cuma berlalu dengan angin yang meniupku
Aku kan yakinkan Sang Penulis bahwa aku bisa bahagia ... bisa tersenyum dan tertawa
Mengubah kesedihan ataupun juga menebus kesalahan
Karena aku tidak mati seperti peran dalam roman
Aku ini hidup ... dan hidup itu, penuh Perjuangan dan Doa