Laman

Rabu, 16 Desember 2015

Pemahat Topeng

O, sang Pemahat Topeng
Berhentilah bicara atau mulutmu akan keropeng
Kaupikir kau meyakinkan?—berdalih layaknya ucapanmu sahih?
"Sudah takdirku begini," katamu
"Aku butuh kebebasan," lanjutmu
Persetan!

Bibirmu selicik anak panahberacun getah
Ramah! Padahal meletup-letupkan air kawah
"Justru seperti itulah aku pasrah," kau berkilah!
Ah, sudahlah...
Kutahu hujan tak lagi membuatmu basah

Lihat saja, sebentar lagi kau pasti akan mencari Tuhan
Pada rasa di ujung-ujung tanduk kegelisahan
"Ya, Tuhan, tolonglah aku," katamu nanti.
Tak kenal waktu, tak tahu malu
"Aku kini sudah bertaubat, Tuhan," seperti itu, raungmu tak henti-henti

Aku malu menatapmusungguh!—kau tahu itu
Senyummu kini tak tampak bahagia
Kedipan mata tak lagi ada
Parit-parit kening pun telah sirna
O, sang Pemahat Topengbuanglah pahatanmu segera
Astaga... kau bahkan memakainya saat aku sedang berkaca!?

Semarang, 2015






Tidak ada komentar:

Posting Komentar