Laman

Kamis, 29 Oktober 2015

Rasi Kunci


Kau datang saat pekat tertaut dalam belikat
Sedari lama, jauh sebelum hari melindapnya cahaya
“Hei, lihat,” katamu menggarit malam
Bulan meronta karena kalah jelita

Telunjukmu mengarah ke langit yang sengit
Bersamaan dengan waktu yang tersesap pahit
“Itu namanya Rasi Bintang Biduk,” jelasmu
Teruntuk para sesat sebagai penunjuk

Ah, seperti kunci, pikirku
Lalu aku menamainya kunci hati
Tatkala menunjukkannya, senyummu meleburkan luka
Meski di saat itu pula malam merona pesona
Tak kuduga, pintuku pun menjadi terbuka

Kunci langit, kataku
Kunci yang teruar dari gugusan kata-katamu
Kulantangkan, "Aku menginginkanmu."
Kau tersipu…
Rasi kunci menjadi saksi bisu
Kita bercumbu 
Dalam kelam malam yang ambigu


Tidak ada komentar:

Posting Komentar